Selasa, 19 Januari 2016

Menjadikan Areal Bekas Tambang Jadi Laboratorium Alam



Mengapa hutan harus dibabat untuk tambang? Jika tambang penting kenapa tidak ada upaya pemulihan lingkungan? Tak sedikit perusahaan yang meninggalkan begitu saja bekas penambangan yang dilakukan. Tetapi, harus fair juga, kalau tetap ada perusahaan yang mau bertanggung jawab pascapenambangan.



Setelah berselancar, PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) ternyata pernah mendapatkan penghargaan dari Kementrian ESDM dalam pengelolaan lingkungan. Jelas tidak gampang mendapatkan penghargaan semacam itu, lantaran membutuhkan komitmen kuat terhadap lingkungan. Dari hasil browsing juga, telah ada upaya dari PT NNT untuk mereklamasi daerah bekas tambang. Dari foto satelit memang terlihat kalau penghijauan telah berjalan.



Yang belum ada jawaban adalah, jenis pohon apa saja yang ditanam untuk penghijauan. Saya membayangkan dalam rangka mereklamasi lingkungan bekas tambang, harus ada sesuatu yang baru. Misalnya saja, jenis pohon yang ditanam adalah khas daerah setempat dan khas Indonesia.



Dengan menanam pepohonan khas itu, maka penghijauan yang dilakukan tak hanya sebatas mengembalikan lingkungan, tetapi juga menjadi “laboratorium alam” atau semacam “kebun raya”. Bahkan, jika bisa tidak hanya flora semata, melainkan juga dikembangkan penangkaran fauna. Sehingga lahan bekas tambang bisa disulap menjadi areal wisata alam dan dapat menjadi media pembelajaran bagi anak-anak sekolah. Bahwa areal bekas tambang dapat kembali menjadi lingkungan yang menghijau.