Tiba-tiba suasana
hening. Tak ada lagi kata. Atau tepuk tangan membahana. Lalu, air
mata menetes di dua mata yang bening itu. Bibirnya kemudian
mengucapkan sesuatu. “Inginnya saya, Indonesia Raya...” Begitulah
ucapan seorang
Megawati Soekarnoputri saat berada di panggung Mata Najwa yang tayang
di Metro TV.
Kalimat “Indonesia
Raya” yang diucapkan Mega bagai sebuah misteri. Ternyata itulah
sejatinya mata hati Mega. Dalam satu kesempatan di Purwokerto, Jawa
Tengah, putri Mega, Puan Maharani, mengungkap apa sesungguhnya arti
dari “Indonesia Raya”. Ternyata tidak lain dan tidak bukan adalah
isi dari lagu kebangsaan negeri ini.
Saya kemudian mencoba
untuk mencari tahu lirik lagu gubahan WR Supratman itu secara
lengkap. Mega ternyata memang memahami betul apa yang ada pada lagu
kebangsaan itu. Ada sejumlah lirik
yang memang menggetarkan. Sekelumit
di antaranya adalah bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, suburlah
tanahnya, suburlah jiwanya, sadarlah hatinya, sadarlah budinya,
slamatlah rakyatnya, slamatlah putranya.
Isi dari lirik
“Indonesia Raya” adalah
ke-Indonesia-an. Bahwa Indonesia adalah tanah yang kaya. Apa yang
tidak ada di negeri zamrud
khatuliswa ini? Tanah yang subur, alam begitu elok, perut bumi yang
tambun tambang. Belum lagi kebudayaan yang begitu kaya serta
sumberdaya manusia yang luar biasa.
Begitu
hebatnya Indonesia, sampai-sampai sejak awal kemerdekaan, Bung Karno
menyatakan,”
Tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita masih
memiliki martabat.” Bung Karno tahu betul, sebuah bangsa harus
memiliki percaya diri yang kuat. Dengan begitu maka bangsa akan
bermartabat dan berani bersaing dengan negara lain, bahkan kalau
perlu tampil menjadi pemimpin.
Kondisi
Indonesia ketika Bung Karno menyatakan hal itu, barangkali belum
seperti sekarang. Tetapi, sang proklamator itu membalikkan cara
berfikir dari pesimis menjadi optimis. Bayangkan ketika pernyatannya
seperti ini, “Kita harus sadar bahwa gigi kita belum kuat.”
Inilah mengapa kemudian, cara pandang terhadap negeri kaya ini harus
diubah.
Dalam
perkembangan di kemudian hari, banyak persoalan menimpa negeri ini.
Mulai dari korupsi, degradasi lingkungan, ketimpangan sosial dan
sebagainya. Boleh dikatakan Indonesia memang sedang sakit. Namun,
apakah harus terus pesimis terhadap kondisi bangsa. Bukanlah lebih
baik kemudian muncul kalimat Indonesia sedang bangkit? Apa
yang dikatakan Megawati menjadi acuan untuk menjadikan bangsa ini
tampil lebih percaya diri. “Berhenti pesimis pada negeri ini. Kita
kembalikan harga diri dan kehebatannya.”
Lalu
dimulai dari mana untuk menjadikan Indonesia hebat? Dari
pemimpin. Keberadaannya sangat
penting, bagaimana mengarahkan bangsa dan rakyatnya. Pemimpin adalah
nahkoda kapal bernama Indonesia. Ia
harus memiliki visi
mau ke mana tujuannya. Nahkoda lah yang mampu mengendalikan kapal
yang diterjang topan dan gelombang agar tetap selamat dan bertahan.
Di
sisi lain, ia juga harus menjadi pelayan. Melayani dengan sepenuh
hati, karena dia pengemban amanah dari rakyat.
Pastilah
tidak gampang menjadi pemimpin bangsa besar ini. Dibutuhkan sosok
yang tahu betul mengenai identitas ke-Indonesia-an dan menyelami
seluruh persoalan bangsa. Benar, barangkali memang
terlalu
banyak masalah yang terjadi saat sekarang. Namun, tidak berarti
masalah itu tidak ada solusi. Tinggal bagaimana niatan seorang
pemimpin. Apakah hanya mengejar kekuasaan atau menjadikan
kekuasaan sebagai alat memajukan bangsa dan menyejahterakan
rakyatnya.
Kini,
di tahun politik, sesungguhnya bisa dijadikan tonggak untuk memilih
pemimpin yang bisa menjadikan Indonesia hebat. Modalnya sudah ada,
tanah air yang kaya dan sumberdaya manusia yang luar biasa. Pemimpin
harus mulai mengajak cara pandang soal Indonesia dari sisi optimisme.
Tentu
saja, seorang pemimpin tidak dapat bergerak sendiri. Dibutuhkan
infrastruktur gerakan dari bawah yang kuat untuk menuju cita-cita
bersama. Bangunan optimisme dengan mengubah cara pandang tentang
Indonesia senantiasa harus digelorakan.
Bukan lagi Indonesia sedang sakit, tetapi Indonesia sedang bangkit. Tidak lagi Indonesia sekarat, tetapi Indonesia hebat. (***)